Tema : Manusia dan Pandangan Hidup
Ketika Masyarakat Lebih Percaya Dukun
daripada
Dokter
Di zaman canggih
dan modern seperti sekarang ini, masih banyak
masyarakat yang percaya pada dukun. Dokter menjadi pilihan kedua untuk
masyarakat yang tinggal di pedesaan / di pedalaman. Mengapa masyarakat di
daerah terpencil yang percaya akan dukun ? Karena daerah terpencil itu jauh
sekali dengan pusat kota. Karena jauh dari pusat kota atau pusat pemerintahan,
pada umumnya daerah terpencil jarang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Sehingga, di daerah terpencil, fasilitas umum pun menjadi terabaikan.
Semua alasan ini yang
membuat masyarakat di daerah terpencil sulit mendapatkan pelayanan kesehatan.
Kalaupun ada bidan desa, mereka jarang memberi penyuluhan. Alasannya karena
tidak adanya transportasi, sehingga masyarakat di pedalaman tidak tersentuh
dengan imunisasi ibu hamil serta KB.
Saya mempunyai
contoh nyatanya. Saya mempunya 1 keluarga jauh dari Ibu yang tinggal di daerah
Yogyakarta yang jauh sekali dari pusat kota. Bila keluarga paman saya ada yang
sakit, maka pilihan pertama mereka yaitu ke dukun, misalnya melahirkan dengan
bantuan dukun beranak bukan dengan bidan/pun dokter. Alhasil, penyakit bukan
kunjung sembuh malah bertambah parah. Jika sudah parah, barulah menggunakan
jasa Dokter.
Ada contoh nyata
lainnya yaitu adalah Ponari,
bocah kelas 3 SD asal Dusun Kedungsari, Jombang, tiba-tiba melesat bak meteor.
Dalam waktu hanya beberapa hari, nama bocah itu langsung menyebar ke penjuru
Nusantara. Sebab, dia bisa mengobati orang sakit berkat ”batu petir” yang
ditemukan di dekat rumahnya saat hujan disertai petir terjadi pada 17 Januari
2009 lalu. Melalui ”batu petir” itulah Ponari bisa melakukan pengobatan.
Caranya, ”batu petir” itu dicelupkan Ponari ke dalam air yang dibawa oleh
pasien. Air itu kemudian diminum sebagai obat. Berkat kuasa Tuhan, banyak
pasien yang sakitnya sembuh. Berita ini akhirnya menyebar luas. Terlebih lagi
setelah diberitakan oleh media massa. Banyak warga berdatangan mencari Ponari.
Bocah lugu itu
kian terkenal jadi ”dukun cilik” yang cukup mujarab. Yang datang untuk mencari
kesembuhan tidak hanya dari masyarakat sekitar, tapi juga dari luar provinsi
hingga luar pulau. Jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu orang. Untuk bisa
mengikuti pengobatan ala Ponari, mereka harus antri dengan cara beli kupon yang
telah disediakan oleh panitia setempat.
Karena begitu
banyaknya orang yang datang ke rumah Ponari, akhirnya beberapa pengunjung ada
yang pingsan, bahkan meninggal dunia. Selama Ponari buka praktik pengobatan,
sudah empat orang yang mati sia-sia. Untuk mengantisipasi hal-hal yang lebih
fatal, akhirnya praktik ”dukun cilik” ini ditutup oleh aparat berwenang sampai
batas waktu yang belum ditentukan. Inilah
potret menyedihkan bangsa kita, bukti dari kebodohan dan kemiskinan sekaligus
krisis iman yang melanda negeri ini.
Kepercayaan
di atas segalanya, itulah yang berlaku bagi
masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Mereka memiliki pandangan hidup,
prinsip dan budaya yang mendarah daging sejak dahulu dan bahkan masih sampai
sekarang.
Solusi untuk masalah ini yaitu seharusnya
pemerintah dapat mengatasi masalah ini dengan melakukan penyuluhan ke setiap
desa. Bisa juga dilakukan door to door agar himbauan yang diberikan oleh bidan
desa lebih menyentuh/menyadarkan masyarakat. Apa bila ini sukses dilaksanakan,
kemungkinan besar akan teralisasi dengan baik dan kedepan tingkat kesadaran
masyarakat akan bertambah.
Dunia pendidikan mengajarkan bagaimana
mengajari murid-murid agar berpikiran ilmiah. Contoh nyatanya yaitu menjadi
seorang Dokter yang harus belajar bertahun-tahun untuk mampu mendeteksi
penyakit. Segala hal yang diinginkan mesti diusahakan dengan cara-cara menurut
cara kerja otak yang logis. Jika dunia pendidikan tidak menghasilkan
manusia-manusia logis, maka fenomena Ponari akan terus terulang dan kita
menjadi masyarakat yang jauh tertinggal dari negara lain. Akibatnya, kita
menjadi masyarakat yang dijajah secara ekonomi, politik, kultural.
A
MEDICAL DOCTOR MAKES ONE HEALTHY, THE NATURE CREATES THE HEALTH.
(Aristoteles)
Referensi :
http://aanmusic.wordpress.com/kisah-ponari-si-dukun-cilik/
http://www.forumnusantara.net/berita-308-masyarakat-manding-masih-lebih-percaya-pada-dukun.html
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/11/30/ketika-masyarakat-lebih-percaya-dukun-daripada-dokter/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar