Kamis, 10 Mei 2012

Dukun ?? atau Dokter ??


Tema : Manusia dan Pandangan Hidup
 

Ketika Masyarakat Lebih Percaya Dukun
daripada Dokter




              
                                             
    Di zaman canggih dan modern seperti sekarang ini, masih banyak  masyarakat yang percaya pada dukun. Dokter menjadi pilihan kedua untuk masyarakat yang tinggal di pedesaan / di pedalaman. Mengapa masyarakat di daerah terpencil yang percaya akan dukun ? Karena daerah terpencil itu jauh sekali dengan pusat kota. Karena jauh dari pusat kota atau pusat pemerintahan, pada umumnya daerah terpencil jarang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sehingga, di daerah terpencil, fasilitas umum pun menjadi terabaikan.

    Semua alasan ini yang membuat masyarakat di daerah terpencil sulit mendapatkan pelayanan kesehatan. Kalaupun ada bidan desa, mereka jarang memberi penyuluhan. Alasannya karena tidak adanya transportasi, sehingga masyarakat di pedalaman tidak tersentuh dengan imunisasi ibu hamil serta KB.

   Saya mempunyai contoh nyatanya. Saya mempunya 1 keluarga jauh dari Ibu yang tinggal di daerah Yogyakarta yang jauh sekali dari pusat kota. Bila keluarga paman saya ada yang sakit, maka pilihan pertama mereka yaitu ke dukun, misalnya melahirkan dengan bantuan dukun beranak bukan dengan bidan/pun dokter. Alhasil, penyakit bukan kunjung sembuh malah bertambah parah. Jika sudah parah, barulah menggunakan jasa Dokter.

    Ada contoh nyata lainnya yaitu adalah Ponari, bocah kelas 3 SD asal Dusun Kedungsari, Jombang, tiba-tiba melesat bak meteor. Dalam waktu hanya beberapa hari, nama bocah itu langsung menyebar ke penjuru Nusantara. Sebab, dia bisa mengobati orang sakit berkat ”batu petir” yang ditemukan di dekat rumahnya saat hujan disertai petir terjadi pada 17 Januari 2009 lalu. Melalui ”batu petir” itulah Ponari bisa melakukan pengobatan. Caranya, ”batu petir” itu dicelupkan Ponari ke dalam air yang dibawa oleh pasien. Air itu kemudian diminum sebagai obat. Berkat kuasa Tuhan, banyak pasien yang sakitnya sembuh. Berita ini akhirnya menyebar luas. Terlebih lagi setelah diberitakan oleh media massa. Banyak warga berdatangan mencari Ponari.




    Bocah lugu itu kian terkenal jadi ”dukun cilik” yang cukup mujarab. Yang datang untuk mencari kesembuhan tidak hanya dari masyarakat sekitar, tapi juga dari luar provinsi hingga luar pulau. Jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu orang. Untuk bisa mengikuti pengobatan ala Ponari, mereka harus antri dengan cara beli kupon yang telah disediakan oleh panitia setempat.


    Karena begitu banyaknya orang yang datang ke rumah Ponari, akhirnya beberapa pengunjung ada yang pingsan, bahkan meninggal dunia. Selama Ponari buka praktik pengobatan, sudah empat orang yang mati sia-sia. Untuk mengantisipasi hal-hal yang lebih fatal, akhirnya praktik ”dukun cilik” ini ditutup oleh aparat berwenang sampai batas waktu yang belum ditentukan. Inilah potret menyedihkan bangsa kita, bukti dari kebodohan dan kemiskinan sekaligus krisis iman yang melanda negeri ini.


Kepercayaan di atas segalanya, itulah yang berlaku bagi masyarakat di beberapa daerah di Indonesia. Mereka memiliki pandangan hidup, prinsip dan budaya yang mendarah daging sejak dahulu dan bahkan masih sampai sekarang.

     Solusi untuk masalah ini yaitu seharusnya pemerintah dapat mengatasi masalah ini dengan melakukan penyuluhan ke setiap desa. Bisa juga dilakukan door to door agar himbauan yang diberikan oleh bidan desa lebih menyentuh/menyadarkan masyarakat. Apa bila ini sukses dilaksanakan,  kemungkinan besar akan teralisasi dengan baik dan kedepan tingkat kesadaran masyarakat akan bertambah. 

     Dunia pendidikan mengajarkan bagaimana mengajari murid-murid agar berpikiran ilmiah. Contoh nyatanya yaitu menjadi seorang Dokter yang harus belajar bertahun-tahun untuk mampu mendeteksi penyakit. Segala hal yang diinginkan mesti diusahakan dengan cara-cara menurut cara kerja otak yang logis. Jika dunia pendidikan tidak menghasilkan manusia-manusia logis, maka fenomena Ponari akan terus terulang dan kita menjadi masyarakat yang jauh tertinggal dari negara lain. Akibatnya, kita menjadi masyarakat yang dijajah secara ekonomi, politik, kultural.



A MEDICAL DOCTOR MAKES ONE HEALTHY, THE NATURE CREATES THE HEALTH.
(Aristoteles)



Referensi :

http://aanmusic.wordpress.com/kisah-ponari-si-dukun-cilik/ 
http://www.forumnusantara.net/berita-308-masyarakat-manding-masih-lebih-percaya-pada-dukun.html
http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/11/30/ketika-masyarakat-lebih-percaya-dukun-daripada-dokter/









 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar