Selasa, 22 April 2014

Metode Ilmiah





Nama        :   Intan Lestari
NPM         :   13111643
Kelas         :   3KA10



Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.


Kriteria Metode Ilmiah
1.      Berdasarkan fakta,
2.      Bebas dari prasangka,
3.      Menggunakan prinsip-prinsip analisis,
4.      Menggunakan hipotesis,
5.      Menggunakan ukuran objektif,
6.      Menggunakan teknik kuantifikasi.


Ciri-ciri Metode Ilmiah
1.        Rasional
Rasional adalah sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.
2.        Empiris
Empiris yaitu menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati dengan menggunakan panca indera.
3.        Sistematis
Sistematis adalah menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.


Syarat-syarat Metode Ilmiah
1.    Obyektif
Obyektif artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta empiris. 
2.    Metodik
Metodik artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol. 
3.    Sistematik
Sistematik artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan. 
4.    Universal
Universal artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama.


Sifat Metode Ilmiah :
1.         Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu). 
2.         Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja). 
3.         Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan).


Langkah – langkah Metode Ilmiah

1.         Perumusan Masalah
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu hal.     Ketertarikan ini karena manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek serta dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan objek tersebut. Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan. 

2.         Pembuatan Kerangka Berfikir
Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antar berbagai faktor yang berkaitan dengan objek dan dapat menjawab permasalahan. Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola berfikir logis, analitis, dan sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau dengan pengamatan langsung. 

3.         Penarikan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang berhak menyusun hipotesis. Masalah yang dirumuskan harus relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya. 

4.         Pengujian Hipotesis/Eksperiment
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis. 
5.         Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima dianggap sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi persyaratan keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.


Keunggulan Metode Ilmiah
1.        Mencintai kebenaran obyektif, bersifat adil dan hidup bahagia
2.        Kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari secara terus menerus
3.        dengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat dengan mudah percaya pada takhayul, astrologi maupun untung-untungan karena terjadi proses yang teratur di alam
4.        Ilmu pengetahuan kita memiliki rasa ingin tahu yang lebih banyak
5.        Ilmu pengetahuan kita tidak mudah berprasangka tetapi dapat berpikir secara terbuka, obyektif, dan toleran
6.        Tanpa adanya metode ilmiah kita tidak mudah percaya tanpa bukti
7.        Penulisan metode ilmiah kita jadi memiliki sikap optimis, teliti, berani membuat pernyataan yang benar menurut ilmiah


Peranan Metode Ilmiah
1.      Metode ilmiah berperan untuk memberikan penjelasan logis dalam ilmu empiris
2.      Landasan dalam melakukan suatu penelitian ilmiah
3.      Berperan dalam memberikan bukti yang konkrit terhadap suatu ilmu pengetahuan



Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.

Beberapa Aspek dalam Proses Pengumpulan Data
1.        Data apa yang dikumpulkan (What).
2.        Dengan apa data itu dikumpulkan (With).
3.        Darimana data akan dikumpulkan (Where).
4.        Kapan data tersebut dikumpulkan (When).
5.        Bagaimana cara mengumpulkan (How).

Metode Pengumpulan Data
1.     Metode Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data.
Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).

2.     Metode Observasi.
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

3.     Metode Daftar Pertanyaan (kuesioner).
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara  memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit 




REFERENSI






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar